Paskah berasal dari kata bahasa Ibrani Pesakh, yang artinya harafiahnya adalah lewat atau Tuhan lewat. (Kej. 3:8; Kel. 12: 13b)
Makna Paskah dalam Perjanjian Lama (PL) bisa dibaca kejadiannya pada Kel. 12: 12-13, yaitu pada peristiwa kematian semua anak sulung di tanah Mesir, baik manusia mau pun binatang. Disitu Allah berjalan melewati (=pesakh) rumah-rumah, dan pada setiap pintu yang bertanda darah, Allah akanmelewatkannya, tetapi tidak demikian pada rumah-rumah yang pintunya tidak bertandakan darah, disitu akan terjadi tulah kemusnahan.
Sedangkan pengertian Paskah dalam Perjanjian Baru (PB) ada 2. Pertama arti harafiah yaitu Kristus bangkit (Mat. 28:5- 6). Kedua, arti rohaniah, yaitu di dalam Yoh. 1: 29: “Anak Domba Allah” (yang kelak akan dikorbankan utnuk menghapus dosa dunia); dan di dalam Mat. 26: 2: “Anak Manusia akan dikorbankan.” Dengan demikian, arti rohaniah Paskah adalah kurban untuk menebus dosa. (Rm. 6:23)
Apa arti Paskah bagi kita?
Sekarang mari kita perhatikan saat terjadinya kebangkitan Yesus (Yoh. 20: 1-10). Kubur Yesus adalah berbentuk gua dan tidak seperti kubur yang kita kenal sekarang ini yang digali ke dalam tanah. Dan mulut gua ini ditutupi oleh ‘pintu’ berupa sebongkah batu besar yang berat. Untuk menggeser batu penutup gua ini tidaklah mudah, karena diperlukan tenaga yang cukup besar. Pagi-pagi benar Maria Magdalena mendapati bahwa batu penutup telah diambil dari kubur, dan di dalamnya kosong, tidak didapatinya tubuh atau jenazah Yesus.
Jadi pesan-pesan apa yang bisa ditarik dari kisah kebangkitan Yesus ini?
Pesan umum:
- Keluar dari gelap menuju terang. (1 Ptr. 2:9)
Di dalam gua kuburan pastilah suasananya gelap. Dan banyak orang saat ini mengalami berbagai masalah hidup atau keterpurukan, yang bisa dianalogikan berada dalam kegelapan. Banyak diantaranya yang menjadi stress, putus asa, melarikan diri dari masalah atau ambil jalan pintas bunuh diri. Karena apa? Karena berada dalam kegelapan (ibarat terkurung dalam gua yang gelap), sehingga tidak melihat jalan keluar yang sesungguhnya ada.
Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa ada pengharapan baru di dalam Dia, dan kuncinya adalah tanggapan kita untuk mau dituntun keluar dari kegelapan hidup dan berjalan menuju terangNya yang ajaib.
- Batu penghalang sudah disingkirkan. (Luk. 24:2)
Banyak orang selama hidupnya terus berbeban berat karena tidak tahu harus bagaimana atau tidak menemukan jalan keluar dari permasalahannya. Atau pandangannya selalu buntu hanya melihat hambatan atau penghalang yang bisa dianalogikan sebagai batu penghalang.
Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa dengan telah digulingkannya batu kubur oleh malaikat, semua penghalang kehidupan kita juga sudah disingkirkan sehingga kita dapat melangkah, berjalan bersama Dia saat menghadapi berbagai kendala, karena janji-janji Tuhan yang tidak pernah mengecewakan. Apa pun pergumulan kita saat ini, sakit penyakit, kebutuhan hidup, kesusahan/penderitaan, dll, Allah sudah memberikan jawabanNya di dalam SabdaNya.
- Bangkit dari kehidupan lama dan menjadi manusia baru. (Ef. 5: 14)
Kubur adalah perlambang keterkungkungan hidup yang negatif, a.l. cara berpikir yang sempit, picik dan egois. Kain kafan adalah lambang keterikatan, atau ketidakberdayaan akibat terikat sesuatu. Tetapi ketika Yesus berjalan keluar meninggalkan ruang kubur yang gelap dan sempit itu dan menanggalkan kain kafan yang melilit tubuhNya, Dia juga mau mengajak kita untuk menanggalkan kehidupan lama yang banyak terikat oleh dosa, dan bangkit dari ketidakberdayaan, maka Kristus akan bercahaya atas kita semua.
Pesan khusus:
- Kelahiran kembali melalui kebangkitan Kristus. (1 Ptr.1:3)
Kelahiran kembali atau lahir baru yang bukan sekedar merobah tampilan fisik/dandanan/mode pakaian atau rambut, tetapi karakter yang diubahkan oleh Roh Kudus. Inilah perbedaan yang sangat mendasar, bahwa menurut pandangan dunia sesuatu watak/sikap perilaku/sikap iman seseorang tidak mungkin diubahkan lagi dengan argumentasi sudah bawaan dari sononya. Sedangkan di dalam karya Roh Kudus, seseorang bisa diubah. Ingat, bagi Allah tidak ada yang mustahil.
- Bukti Yesus = Anak Allah. (Rm. 1:4)
Hanya Yesus, Anak Allah, yang berkuasa atas maut, dan kita berimankan pada Allah yang hidup, bukan Allah yang mati dalam bentuk ilah-ilah/berhala bisu. Dan konsep kehidupan kekal yang dijanjikan bukan teori tapi sudah ada contoh bukti yaitu Yesus yang bangkit. Dan murid-murid Yesus adalah saksi dari peristiwa kebangkitan tsb.
- Pengharapan iman kita tidak sia-sia. (I Kor. 15:17)
Kalau Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah iman dan pengharapan kita. Ada banyak nabi yang sudah diutus Tuhan, tetapi dimanakah mereka semua sekarang? Jawabnya adalah mereka sudah mati, dan masih tetap di dalam kubur. Hanya Yesus yang alami kebangkitan, naik ke Sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. DitanganNya segala kuasa di surga dan dibumi. (Mat. 28:18).
- Pengampunan dosa, relasi dengan Allah dipulihkan. (Kol. 2:13)
Di zaman PL, kalau orang berdosa begitu rumit prosesnya untuk mendapatkan pengampunan Tuhan. Dalam Kitab Imamat banyak disebutkan berbagai kurban penghapus dosa. Bahkan kalau tradisi kurban ini tetap dilanjutkan sampai kini, kita bisa bangkrut karena harus selalu mempersembahkan kurban-kurban (a.l. domba-domba yang kian mahal harganya) untuk silih dosa seumur hidup kita.
Tetapi karena kurban Kristus yang satu dan hanya sekali, maka kita tidak binasa dan tidak usah lagi mempersembahkan kurban bakaran. Relasi dengan Allah dipulihkan. Ingat peristiwa terbelahnya tabir Bait Suci saat Yesus wafat, itu adalah perlambang bahwa tidak ada lagi penghalang relasi antara Bapa dengan kita.
- Menerima kuasa untuk menang atas si jahat. (Kis. 1:8)
Sebagai orang percaya kita sesungguhnya telah diperlengkapi oleh kuasa Allah untuk mengalami kemenangan di dalam pergumulan hidupnya. (Bdk. kisah Yakub di Kej. 32: 28).
Hanya permalasahannya adalah banyak dari kita yang tidak yakin dan tidak mengimani hal ini, sehingga kalah dalam ‘perperangan rohani’ bahkan selalu tertindas oleh kuasa-kuasa kegelapan. (Bdk Mrk. 16: 17-18).
- Menerima Roh Kudus. (Kis. 2:33)
Kalau Yesus tidak bangkit, maka Roh Kudus tidak akan dicurahkan dan kita tidak akan alami kuasa sebagai orang yang percaya di dalam namaNya untuk lakukan perkara besar (Yoh.14:12). Dan kita tidak akan ada bedanya dengan orang-orang dunia yang umumnya hidup di dalam kedagingan dan tidak mengandalkan Allah.
Langkah-langkah untuk mengalami Paskah dalam kehidupan kita:
- Percaya. (Rm. 10: 9-10)
Percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
- Bertobat. (Lahir baru). (Yoh. 3: 16; Kis. 3: 19)
Berbalik dari kehidupan lama yang dikuasai oleh dosa/kedagingan, dan menyerahkan hidup pertobatan sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.
- Bertumbuh. ( Ef. 4:13)
Pertobatan bukanlah hal yang instan, tetapi terus menerus. Untuk itulah kita perlu memelihara pertumbuhan rohani di dalam kehidupan DOA, pemahaman KITAB SUCI, untuk MELAYANI tugas perutusan (ministry) yang sarananya bisa dijumpai di dalam KOMUNITAS, yaitu persekutuan jemaat orang percaya, yang kesemuanya berpusat kepada Kristus yang hadir dalam Sakramen EKARISTI.
Mudah-mudahan dengan renungan singkat tentang makna Paskah ini kita semakin mengerti bahwa ada kuasa Paskah bagi setiap orang percaya untuk alami kebangkitan dari:
- Keterpurukan hidup rohani, akibat jatuh ke dalam dosa kedagingan
- Iman yang goyah, akibat mengalami berbagai pencobaan
- Harapan yang sirna, putus asa, hanya melihat kemustahilan
- Ketidakberdayaan akibat beban kehidupan, atau masalah
- Sikap skeptis terhadap kuasa Allah, karena merasa sudah lama jadi orang beriman, aktif, berbuat kebaikan dan kesalehan hidup, tetapi tidak pernah mengalami kuasa Roh Kudus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar